•Di
akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman,
1845-1923), seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di
Jerman melakukan penelitian sinar-X dan meneliti sifat-sifatnya.
•Di
awal tahun 1896 reprint laporan Roentgen dikirimkan kepada
ilmuwan-ilmuwan terkenal. Pada saat itu belum ditemukan fenomena
interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori
partikel dengan teori gelombang
untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik.
untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang. Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik.
Pembentukan Sinar-X :
•1. Radiasi sinar X dihasilkan karena adanya perlambatan elektron,baik secara perlahan maupun secara tiba-tiba.
•2.
Radiasi garis disebabkan oleh adanya perlambatan elektron dari katoda
secara tiba-tiba sehingga energi yang dikeluarkan sangat besar.
•3. Radiasi kontinyu disebabkan oleh adanya perlambatan elektron dari katoda secara perlahan dan kontinyu.
Didalam
tabung sinar X, elektron dihasilkan melalui pemanasan katoda dengan
energi/tegangan yang besar sehingga elektron katoda lepas dan dengan
kecepatan tinggi bergerak menuju anoda (logam target) sehingga
terjadi tumbukan dan pelepasan elektron dari kulit terdalam sehingga
terjadi kekosongan. Tempat kosong diisi elektron dari kulit yang lebih
luar sambil mengemisikan energi yang disebut radiasi sinar-X.
Difraksi Sinar-X :
•XRD
merupakan metode analisa nondestruktif yang didasarkan pada pengukuran
radiasi sinar-X yang terdifraksi oleh bidang kristal ketika terjadi
interaksi antara suatu materi dengan radiasi elektromagnetik sinar X.
Suatu kristal memiliki kisi kristal tertentu dengan jarak antar bidang
kristal (d) spesifik juga sehingga bidang kristal tersebut akan
memantulkan radiasi sinar X dengan sudut-sudut tertentu.
Kegunaan metode difraksi sinar-X :
Penentuan struktur kristal :
1. Bentuk dan ukuran sel satuan kristal (d, sudut, dan panjang ikatan),
2. Pengideks-an bidang kristal,
3. Jumlah atom per-sel satuan
Analisis kimia :
1. Identifikasi/Penentuan jenis kristal
2. Penentuan kemurnian relatif dan derajat kristalinitas sampel
3. Deteksi senyawa baru
4. Deteksi kerusakan oleh suatu perlakuan
Contoh spektra hasil XRD :
Kegunaan metode difraksi sinar-X :
Penentuan struktur kristal :
1. Bentuk dan ukuran sel satuan kristal (d, sudut, dan panjang ikatan),
2. Pengideks-an bidang kristal,
3. Jumlah atom per-sel satuan
Analisis kimia :
1. Identifikasi/Penentuan jenis kristal
2. Penentuan kemurnian relatif dan derajat kristalinitas sampel
3. Deteksi senyawa baru
4. Deteksi kerusakan oleh suatu perlakuan
Contoh spektra hasil XRD :
Untuk interpretasi/pembacaan spektra dengan membandingkan spektra yang berada pada induk data spektra XRD, misalnya pada data JCPDS. Untuk menyimpulkan minimal ada 3 puncak spektra yang identik dengan spektra pada data induk..
dari berbagai sumber :)
No comments:
Post a Comment