Assalamualaikum....
di lokasi KKN tepatnya di lereng Merapai Dusun Demo, Desa Kalibening, Dukun, Muntilan Magelang Jawa Tengah.. Jarak kira2 dari puncak Merapi sekitar 6,8 Km.
Suasana pagi yang Indah selalu nampak yaitu antara Si Biru,Si Hijau dan Si putih...
Gunung Merapi , Pepohonan yang Hijau, Rindang, Subur, dan begitu indaaaahnya, ditambah beberapai likuan air sungai yang airnya begitu dingin namun jernih.
Pagi ini, setelah sahur dan sholat Subuh di Masjid serta berkumpul dengan rekan2 KKN... tema dan topik yang dibahas yaitu Aktivitas Merapi...
sedih.... karena gag bisa tau kabar terkini ttg Merapi... tidak ada TV dan koneksi internet yang tidak selalu mendukung.. oww..oww..
dengar kabar bahwa sekitar Cangkingan ( Jalan Kaliurang Atas) , Sleman Yogyakarta,sudah terjadi hujan abu 22 Juli 2013 sekitar pukul 04.00 pagi dan mengguyur sampai kota Yogyakarta. Benarkah... (kok Bapak gag telp ya... sudah dilupakan...:(
yuks... kembali bernostalgia dengan Si Biru ,:)
simak ya....
Si Biru yang begitu Mempesona dan Misterius
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m
dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan
salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam
administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada
dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat,
Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi
tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional
Gunung Merapi sejak tahun 2004. Gunung ini sangat berbahaya karena menurut
catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun
sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548,
gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta
adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di
lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak
empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi
menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek
Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes). Gunung Merapi adalah gunung termuda
dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran.
Gunung ini terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia
yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik
di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi
vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya
puncak Gunung Batulawang yang lebih tua. Proses pembentukan Gunung Merapi telah
dipelajari dan dipublikasi sejak 1989 dan seterusnya. Berthomier, seorang
sarjana Prancis, membagi perkembangan Merapi dalam empat tahap. Tahap pertama
adalah Pra-Merapi (sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang
bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua
terjadi ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 -
8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di
bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik. Selanjutnya adalah Merapi
Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai dengan terbentuknya
puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, yang tersusun
dari lava andesit. Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran
lava, breksiasi lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan
efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif
dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda
dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Kawah
Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada masa ini. Puncak
Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai terbentuk sekitar 2000 tahun
yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan
eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan pengamatan lapisan tefra. Karakteristik
letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah disertai dengan
keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan awan panas (nuée ardente)
yang dapat meluncur di lereng gunung atau vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi
ini secara umum tidak mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak
yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas
1969. Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah
Merapi berisi material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat
gelombang getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu
adalah magma. Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk
akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar
10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat pada
tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan pada tahun 1006
membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu, berdasarkan
pengamatan timbunan debu vulkanik. Ahli geologi Belanda, van Bemmelen, berteori
bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus
berpindah ke Jawa Timur. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan
terkuat dalam catatan geologi modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4.
Letusan terbaru, 2010, diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau
sama. Letusan tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan
1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.
Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah hingga
menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia. Letusan 19 Juli
1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa.
Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa
aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus. Pada tahun 2006 Gunung Merapi
kembali beraktivitas tinggi dan sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan
Kaliadem karena terkena terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan
Oktober dan November 2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872
dan memakan korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010), meskipun telah
diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen pengungsian.
Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe
Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang
terdengar hingga jarak 20-30 km. Gunung ini dimonitor non-stop oleh Pusat
Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan berbagai instrumen
geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta sejumlah pos pengamatan
visual dan pencatat kegempaan di Ngepos (Srumbung), Babadan, dan Kaliurang.
diambil dari beberapa sumber :)
Winda_clabiz :D
Merapi (ketinggian
puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah
Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di
sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan
hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami
erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan
dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung
ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta
adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di
lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya
berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya
ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang
termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang
mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena
aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang
bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi
vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi
barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.
Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak
1989 dan seterusnya. Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi
perkembangan Merapi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah Pra-Merapi
(sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih
dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi
ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 -
8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit
Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik.
Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai
dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur
dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit.
Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi
lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif
(lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif
dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal
kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng
barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada
masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai
terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui
terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan
pengamatan lapisan tefra.
Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah
disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan
awan panas (nuée ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau
vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan
suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah
hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969. Pakar geologi pada
tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi
material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang
getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah
magma. Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk
akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar
tercatat pada tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan
pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi
abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik. Ahli geologi
Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat
Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan
pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi
modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010,
diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan
tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400
orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.
Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah
hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia.
Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak
memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada
tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat
menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena
terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November
2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872 dan memakan
korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010), meskipun telah
diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen
pengungsian.
Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe
Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh
yang terdengar hingga jarak 20-30 km. Gunung ini dimonitor non-stop oleh
Pusat Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan
berbagai instrumen geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta
sejumlah pos pengamatan visual dan pencatat kegempaan di Ngepos
(Srumbung), Babadan, dan Kaliurang. -Wikipedia-
- #PeristiwaFenomena - http://peristiwafenomena.blogspot.com/2013/07/senin-22-juli-2013-aktivitas-gunung.html
Merapi (ketinggian
puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah
Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di
sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan
hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami
erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan
dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung
ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta
adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di
lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya
berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya
ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang
termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang
mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena
aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang
bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi
vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi
barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.
Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak
1989 dan seterusnya. Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi
perkembangan Merapi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah Pra-Merapi
(sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih
dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi
ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 -
8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit
Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik.
Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai
dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur
dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit.
Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi
lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif
(lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif
dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal
kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng
barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada
masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai
terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui
terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan
pengamatan lapisan tefra.
Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah
disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan
awan panas (nuée ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau
vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan
suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah
hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969. Pakar geologi pada
tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi
material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang
getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah
magma. Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk
akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar
tercatat pada tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan
pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi
abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik. Ahli geologi
Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat
Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan
pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi
modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010,
diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan
tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400
orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.
Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah
hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia.
Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak
memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada
tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat
menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena
terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November
2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872 dan memakan
korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010), meskipun telah
diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen
pengungsian.
Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe
Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh
yang terdengar hingga jarak 20-30 km. Gunung ini dimonitor non-stop oleh
Pusat Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan
berbagai instrumen geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta
sejumlah pos pengamatan visual dan pencatat kegempaan di Ngepos
(Srumbung), Babadan, dan Kaliurang. -Wikipedia-
- #PeristiwaFenomena - http://peristiwafenomena.blogspot.com/2013/07/senin-22-juli-2013-aktivitas-gunung.html
Merapi (ketinggian
puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah
Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di
sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan
hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami
erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan
dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung
ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta
adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di
lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya
berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya
ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang
termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang
mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena
aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang
bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi
vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi
barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.
Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak
1989 dan seterusnya. Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi
perkembangan Merapi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah Pra-Merapi
(sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih
dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi
ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 -
8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit
Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik.
Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai
dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur
dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit.
Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi
lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif
(lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif
dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal
kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng
barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada
masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai
terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui
terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan
pengamatan lapisan tefra.
Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah
disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan
awan panas (nuée ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau
vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan
suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah
hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969. Pakar geologi pada
tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi
material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang
getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah
magma. Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk
akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar
tercatat pada tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan
pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi
abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik. Ahli geologi
Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat
Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan
pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi
modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010,
diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan
tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400
orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.
Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah
hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia.
Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak
memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada
tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat
menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena
terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November
2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872 dan memakan
korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010), meskipun telah
diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen
pengungsian.
Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe
Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh
yang terdengar hingga jarak 20-30 km. Gunung ini dimonitor non-stop oleh
Pusat Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan
berbagai instrumen geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta
sejumlah pos pengamatan visual dan pencatat kegempaan di Ngepos
(Srumbung), Babadan, dan Kaliurang. -Wikipedia- - #PeristiwaFenomena - http://peristiwafenomena.blogspot.com/2013/07/senin-22-juli-2013-aktivitas-gunung.html
Merapi (ketinggian
puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah
Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia.
Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa
Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di
sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan
hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami
erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan
dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung
ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta
adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di
lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya
berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya
ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang
termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang
mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena
aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah
Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang
bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi
vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi
barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.
Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak
1989 dan seterusnya. Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi
perkembangan Merapi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah Pra-Merapi
(sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih
dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi
ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 -
8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit
Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik.
Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai
dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur
dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit.
Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi
lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif
(lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif
dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal
kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng
barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada
masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai
terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui
terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan
pengamatan lapisan tefra.
Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah
disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan
awan panas (nuée ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau
vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan
suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah
hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969. Pakar geologi pada
tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi
material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang
getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah
magma. Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk
akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar
sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar
tercatat pada tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan
pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi
abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik. Ahli geologi
Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat
Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan
pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi
modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010,
diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan
tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400
orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.
Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah
hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia.
Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak
memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada
tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat
menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena
terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November
2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872 dan memakan
korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010), meskipun telah
diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen
pengungsian.
Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe
Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh
yang terdengar hingga jarak 20-30 km. Gunung ini dimonitor non-stop oleh
Pusat Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan
berbagai instrumen geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta
sejumlah pos pengamatan visual dan pencatat kegempaan di Ngepos
(Srumbung), Babadan, dan Kaliurang. -Wikipedia- - #PeristiwaFenomena - http://peristiwafenomena.blogspot.com/2013/07/senin-22-juli-2013-aktivitas-gunung.html
No comments:
Post a Comment